03 Desember, 2007

Remaja Instant? Kayak makan Pempek pake sayur Lodeh cape' deh

Menjadi idola, artis populer, model terkenal, kaya raya, barangkali itu impian remaja masa kini. Bahkan orang tua pun termasuk sosok yang selama ini sangat mendukung dan merasa bangga, kalau anaknya melejit jadi bintang. Sampai merekapun rela susah payah mengantar dan menunggui anaknya untuk ikut audisi di berbagai kontes yang marak diselenggarakan oleh stasiun televisi.

Maraknya berbagai program instant menjadi bintang, tidak lain karena diilhami oleh suksesnya program Akademi Fantasi Indosiar (AFI). Respon AFI begitu membahana dan mengena di hati masyarakat. Buktinya, pada setiap konser AFI digelar, begitu padatnya pemirsa yang hadir sembari membawa spanduk atau poster bintang favorit mereka. Nggak cukup itu, banyak pemirsa televisi yang mengirimkan sms maupun premium call untuk mendukung akademia favorit mereka.

Saat dirilisnya album AFI I juga telah menuai sukses penjualan hingga lebih dari 400 ribu keping yang mendapatkan penghargaan double platinum. Tidak aneh kalau kemudian penyelenggara mempertahankan ajang ini. Program ini telah menjadi bisnis yang 'super' menguntungkan. Bahkan untuk meluaskan pasar, Indosiar juga menggelar AFI yunior. Ruarrr biasa.

Tentu dengan apresiasi yang wah, menjadi daya tarik bagi pengusaha pertelevisian untuk niru program serupa. Maka munculah Indonesian Idol yang merupakan franchise-nya American Idol yang juga ditayangkan di RCTI. Acara ini pun mendapatkan sambutan yang heboh dari para remaja. Terbukti dengan banyaknya peserta audisi dari berbagai kota besar di Indonesia, hingga tercatat lebih dari tiga puluh dua ribu peserta audisi. Nampaknya ini pun juga mengusik stasiun televisi yang lain untuk menjaring calon-calon bintang. Maka TPI pun menyiapkan audisi di berbagai kota besar untuk program Kontes Dangdut TPI-nya (KDI).

Be Islam The One Answer

Dunia tengah memasuki era globalisasi sebagai hasil rekayasa teknologi informasi. Era ini telah membawa manusia pada budaya global, budaya ngepop yang melahirkan remaja instant. Sehingga menyeret manusia (baca: umat Islam) untuk jauh dari konsepsi masyarakat Islam, berdasarkan aqidah dan syariah Islam. Sekarang mereka lebih mirip dan bahkan mungkin bisa dikatakan sama dengan masyarakat Barat yang 'super' sekuler. Walaupun mereka berdalih bahwa begitulah manusia modern itu, meski sebenarnya bukan modern tapi bejat. Kasihan memang.

Prinsip sosio budaya yang dipraktekkan oleh umat Islam telah jauh dari prinsip Islam, apakah itu dari segi hubungan pria maupun wanitanya, hiburan, kesenian, busana hingga pandangan hidupnya. Pandangan terhadap karir dan popularitas menjadi sebuah dambaan bagi para remaja. Dengan modal tampang keren, wajah cantik atau ganteng, tubuh dan suara indah jadi perantara buat mereka untuk memuluskan angan-angan jadi artis, bintang film, peragawan dan peragawati, tanpa memandang apakah aktivitas itu bertentangan ataukah tidak dengan aturan-aturan yang diturunkan oleh Allah SWT yang menciptakannya.

Islam adalah din yang sempurna yang di dalamnya mengatur segala aspek kehidupan. Termasuk diantaranya hubungan pria dan wanita, pandangan terhadap kesenian, dll., Allah Berfirman :

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya: yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat Dan katakanlah kepada wanita-wanita mukmin hendaklah mereka menahan pandangannya, dan menjaga kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,……….(Qs an-Nur 30-31).

"Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka ……" (Qs. al-Ahzab 59).

Di samping perintah-perintah di atas, Allah juga memberikan peringatan-peringatan. Di antaranya dari sabda Rosul SAW: "Ada dua golongan calon penghuni neraka yang belum saya lihat sekarang, Yaitu pertama……, kedua wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang berlenggak-lenggok dan rambut kepalanya menonjol seperti punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal bau surga itu dapat dicium dari perjalanan sejauh sekian & sekian" (HR. Muslim).
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka" (HR. Abu Daud).

Dari beberapa nash di atas sudah cukup kiranya bagi kita semua bahwa ajang-ajang yang marak saat ini yang ditayangkan di televisi adalah bentuk kemaksiatan kepada Allah SWT. Sehingga perlu kiranya para remaja khususnya termasuk orang tua benar-benar memperhatikan hal ini. Oleh karena itu patutlah kita merenungi Ayat: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…(QS. at-Tahrim 6).

Khatimah

"Suatu saat nanti, kaumku akan mengikuti kebiasaan orang kafir, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga bila mereka masuk ke lubang biawakpun akan diikutinya" (al- Hadits).

Gambaran sebagaimana yang dinyatakan Rosul dalam sabdanya pada saat ini benar-benar terjadi.

Apa yang menimpa manusia umumnya dan remaja khususnya tidaklah tepat kalau hanya ditimpakan kepada remaja semata. Tetapi justru negaralah sebenarnya yang memilki tanggung jawab besar, karena telah menerapkan sistem kapitalis, dimana UU serta kebijakan yang ditetapkan tidak bersandar pada halal-haram tetapi hanya manfaat semata, yang pada gilirannya kebebasan dan kemaksiatan merebak dimana-mana dan remaja pun akhirnya jadi korban akibat mereka tidak mendapatkan pemahaman Islam yang memadahi.

Sehingga untuk melepaskan diri dari semua itu haruslah ada upaya penyadaran bagi para remaja, orang tua terhadap Islam. Lebih-lebih bagi negara yang paling bertanggung jawab dalam hal ini, karena telah memberikan peluang kemaksiatan merebak dimana-mana.

Tidak ada jalan lain kecuali hanya mewujudkan negara yang menerapkan Islam secara menyeluruh. Karena hanya dengan itulah manusia pada umumnya dan generasi muda pada khususnya bisa diselamatkan dari kekejaman kapitalisme.


0 komentar:


Free Blogspot Templates by Isnaini Dot Com and Supercar Pictures. Powered by Blogger