30 Mei, 2009

Belajar Dari Kesalahan.

Bila anda melakukan sesuatu, ada kemungkinan anda membuat
suatu kesalahan. Bila anda membuat kesalahan, itu adalah
hal yang hebat. Karena anda berkesempatan belajar sesuatu.

Akui kesalahan anda, teliti dan pelajari secara mendalam.
Jawablah kesalahan anda tersebut. Kesalahan adalah guru
yang luar biasa. Dengan mengenal apa yang salah, anda
dibantu untuk menemukan apa yang benar.

Tom Watson, pendiri IBM, tahu persis nilai sebuah kesalahan. Suatu saat, seorang pegawai membuat kesalahan besar yang
merugikan IBM senilai jutaan dollar. Sang pegawai yang
dipanggil ke kantor Watson, berkata "Anda pasti menghendaki
saya mengundurkan diri." Jawab Watson, "Anda pasti bercanda.
Saya baru saja menghabiskan 10 juta dollar untuk mendidik
anda..."

Orang yang berbakat sukses, akan belajar dari apapun yang
terjadi, termasuk kesalahan. Bila anda membuat sebuah
kesalahan, hal yang terbaik adalah mengumpulkan kembali
keping-keping yang terserak, dan memperhatikan bagaimana
hal itu bisa terjadi.

Jangan menangisi kesalahan. Periksa dan pelajari kesalahan. Selanjutnya manfaatkan pengetahuan baru anda itu.

(by Anna Maria S)


[+/-] Selengkapnya...

18 Mei, 2009

Awas,Perokok Lebih Cepat Menemui Ajal!


Siapa yang masih menyangsikan bahaya dari merokok? Jika Anda termasuk salah satunya, ada baiknya membaca informasi berikut. para peneliti dengan gamblang menjelaskan bahwa umur perokok memang lebih pendek!

Sebuah penelitian yang dilakukan dari tahun 1974 di Norwegia terhadap 54.075
partisipan menunjukkan bahwa penyakit-penyakit cardiovaskular yang menyebabkan kematian sangat berpengaruh karena kebiasaan merokok, seperti yang detikhot kutip dari health24, Kamis (14/5/2009).

Pada penelitian, partisipan dibagi menjadi beberapa kelompok. Yaitu kelompok perokok pasif, bekas perokok, perokok ringan (1-10 batang perhari), perokok sedang (10-20 batang perhari), dan perokok berat (lebih dari 20 batang perhari).

Hasil yang cukup mencengangkan adalah 45% pekokok berat pria dan 33% perokok berat perempuan, mengalami kematian pada kisaran umur 30 tahun.

Merokok juga mengakibatkan seseorang terkena penyakit jantung atau cardiovaskular. Sebanyak 21% laki-laki perokok berat terjangkit penyakit ini. Sedangkan perokok berat 11% perempuan terjangkit penyakit cardiovaskular pada umur 30 tahun.

Ayo matikan rokok Anda sekarang!

[+/-] Selengkapnya...

Namanya Juga Anak Muda, Pak

Tubuhnya yang kecil serta wajahnya yang naif, tak dapat menyembunyikan usianya yang memang baru belasan. Tepatnya, 16 tahun. Bagi saya, "anak" ini mewakili generasi sebayanya. Mungkin tak semuanya, namun paling sedikit ya sebagian dari mereka. Pagi itu ia -- sebut saja namanya "Irene" -- datang, meminta agar pernikahannya dapat diberkati di gereja. Tentu saja saya terkejut. Saya mengenal benar "anak" ini. Ia pernah jadi "anak didik" saya.

"Mengapa begitu cepat? Dan mengapa begitu tiba-tiba?", tanya saya. "Saya sudah hamil empat bulan, pak", jawabnya. "Hamil? Empat bulan?" "Ya, pak". "Apa yang terjadi? Dengan siapa?" Lalu ia pun bercerita. Bla bla bla. Tanpa beban. Setelah itu, giliran saya ber"khotbah". Bla bla bla. Sangat penasaran.

Akhirnya saya bertanya, "Apa kamu tidak menyesal?". "Menyesal sih menyesal, pak". "Menyesal karena apa yang telah kalian lakukan, atau sekadar karena kamu hamil?" "Ya terutama karena saya hamil, pak. Sebab sebenarnya saya ´kan masih pengen sekolah, pak". "Itu artinya kamu tidak menyesal karena "dosa" yang telah kamu lakukan. Begitu, bukan?," tanya saya - wah, gemasnya! "Yah, namanya juga anak muda, pak, " jawabnya. Enteng sekali.


SAYA setuju dengan Barclay yang mengatakan, bahwa etika Kristen harus berbicara mengenai masalah "seks pra-nikah" ini dengan serius. Bukan saja karena jumlahnya semakin banyak, tetapi terutama karena kegiatan seksual ini-- dengan lambat, tapi pasti -- kian menahbiskan diri sebagai kegiatan seksual yang "normal". Sekiranya tidak terjadi wabah HIV/AIDS, kecenderungan ini pasti kian tak terbendung.

Namun begitu, banyak orang toh memilih diam atau sekadar mencaci-maki tak keruan. Orang-orang yang menolak seks pra-nikah dengan sepenuh keyakinan kian terpinggirkan. Karenanya, enggan menampilkan posisinya dengan lantang dan terus terang.

Di Barat, sejak puluhan tahun silam, malah muncul teolog-teolog kristen yang justru membela praktik ini. Salah satunya yang paling terkenal, adalah Joseph Fletcher. Profesor etika Kristen ini antara lain menulis, "Kultus keperawanan agaknya akan menjadi benteng perlawanan terakhir terhadap kebebasan seks, dan pasti akan ambruk. Sebab kini, berkat perkembangan di bidang kedokteran, orang bisa bebas melakukan kegiatan seksualnya tanpa dibayangi ketakutan seperti sebelumnya".

Memang tidak semua yang dikatakan Fletcher itu salah. Namun, saya mohon, jangan pula pandangan-pandangannya itu kita telan bulat-bulat. Sebab tidak semua yang walaupun dikatakan oleh seorang profesor, bermanfaat bagi kekristenan.

Ini telah diingatkan oleh seorang teolog lain, Malcolm Muggeridge, yang mengatakan, "Kita telah membiarkan seniman-seniman kita dengan bebas menghancurkan kesenian; penulis-penulis kita menghancurkan kesusastraan; sarjana-sarjana kita menghancurkan keilmuwanan; dan agamawan-agamawan kita menghancurkan agama. Kita mengembang-biakkan barbarian di rumah kita sendiri".

Kebungkaman banyak orang terhadap masalah seks pra-nikah, adalah ke"diam"an yang berbahaya. Seperti diilustrasikan oleh eksperimen terkenal dari seorang psikolog, Profesor John Court.

Seekor katak ia taruh di sebuah wadah yang berisi air dingin. Pelahan-pelahan sekali, suhu air itu dinaikkan. Sedikit demi sedikit, sampai akhirnya ke titik didih. Namun yang mengherankan adalah, katak itu kalem-kalem saja. Tak sedikit pun ia berusaha menyelamatkan diri. Rupanya proses perubahan itu berlangsung begitu lambatnya, sehingga katak itu nyaris tak merasakan apa-apa. Karena ke"diam"annya itulah, ia mati.

APA yang disebut sebagai "revolusi seks", juga demikian. Ia terjadi dengan bergugurannya "tabu-tabu" - tidak sekaligus, melainkan satu demi satu. Tidak kentara. Eksperimen di atas mengingatkan, justru karena itulah "revolusi" ini layak kita cermati dengan serius. Sebelum kita terkejut, lalu cuma bisa tergagap-gagap.

Dalam salah satu refleksi kita yang terdahulu saya telah menyinggung, bagaimana orang moderen cenderung memisahkan "seks" dari "pernikahan". "Seks pra-nikah" adalah salah satu wujudnya.

Menurut Barclay, ada tiga alasan yang paling kerap dikemukakan orang, guna membenarkan kegiatan seksual yang dilakukan sebelum -- atau di luar -- perkawinan.

Pertama, adalah ANTISIPASI. Ini adalah kegiatan seksual yang dilakukan oleh sepasang anak manusia yang saling mencinta. Begitu rupa, sehingga mereka merasa yakin dan pasti, bahwa pada suatu saat mereka akan menikah.

Meng"antisipasi" pernikahan mereka yang "pasti" itulah, mereka tanpa ragu melakukan hubungan seks."Apa salahnya? Kami toh pasti akan menikah".

Tindakan yang mereka lakukan itu, mungkin secara esensial memang belum dapat dikategorikan sebagai "zinah". Motivasi mereka pun boleh jadi memang tulus. Namun, toh ada dua hal yang perlu dikemukakan.

(a) mereka mengatakan, bahwa untuk mengekspresikan cinta kasih mereka yang murni itulah, mereka melakukan hubungan seks. Pertanyaan saya adalah, mengapa tidak sebaliknya? Mengapa mereka tidak mengekspresikannya, justru dengan tidak melakukan hubungan seks sebelum mereka benar-benar suami-istri? Bukankah salah satu ekspresi cinta yang sejati. adalah kesanggupan mengendalikan diri ?

Kemudian, (b), apa sih yang betul-betul pasti di dunia ini? Dari mana mereka bisa begitu yakin, bahwa mereka pasti akan menikah - pada satu hari? Dalam hidup ini, anak-anakku, tak ada yang 100% pasti. Buktinya amat banyak. Tidak bijaklah mengantisipasi sesuatu, yang di luar daya kita untuk meng"antisipasi"nya!

ARGUMENTASI kedua, saya sebut saja, SIMULASI. Atau "coba dulu baru beli". Kata mereka, "Membeli baju atau sepatu saja ´kan perlu mencoba dahulu. Apa lagi mau menikah. Sebab itu "mencoba" itu perlu, agar orang mengetahui dengan pasti, bahwa memang "dia"lah orangnya, dengan siapa ia akan menghabiskan seluruh sisa umurnya. Caranya? Dengan "hidup bersama" dulu. "Hidup bersama" dijadikan "simulasi" atau "tiruan" hidup perkawinan yang sesungguhnya.

Argumentasi ini sepintas lalu terkesan masuk akal. Tapi sebenarnya ia mengandung salah-perkiraan yang fundamental! Salah besarlah, orang yang menyangka bahwa hidup perkawinan itu dapat disimulasikan. "Hidup bersama" tidak pernah mungkin menggambarkan "hidup perkawinan" yang sesungguhnya.

Dalam kaitan ini, Barclay mengemukakan sebuah analogi yang menarik. Tentang seorang yang memutuskan, untuk beberapa bulan hidup di daerah kumuh bersama-sama dengan orang-orang miskin. Dengan jalan itu, ia berharap bisa mengalami secara langsung dan pribadi, bagaimana rasanya jadi orang melarat itu.

Maksud yang mulia! Tapi salah perhitungan. Tinggal di daerah kumuh memang dapat memberikan banyak pengalaman berharga. Tapi tetap tidak mungkin membuat orang benar-benar mengetahui "bagaimana sih rasanya jadi orang melarat itu" .

Mengapa? Sebab ada perbedaan yang sangat mendasar. Si relawan bisa setiap saat meninggalkan situasi kemiskinan itu. Pengalamannya dapat menjadi bagaikan petualangan dan ekskursi yang romantis, seperti ketika orang berlibur dengan berkemah di hutan. Tidak enak, tapi nikmat. Sedang orang-orang miskin itu? Mereka tidak punya pilihan lain. Seumur hidup mereka, mereka sudah terperangkap oleh kemelaratan mereka. Dan ini melahirkan dua sikap, bahkan mentalitas, yang berbeda!

Intinya adalah, "perkawinan" tidak pernah dapat di"eksperimen"kan. Sebab perkawinan adalah sebuah "komitmen". Orang tidak dapat meng"eskperimen"kan komitmen. Yang mungkin hanyalah, "menerima" atau "menolak". Tidak ada peluang untuk "coba-coba".

KETIGA, adalah alasan yang mengatakan bahwa ESENSI adalah segala-galanya. Perkawinan itu lebih daripada sekadar secarik kertas atau sebuah seremoni. Esensi sebuah perkawinan adalah komitmen untuk membangun relasi. Inilah yang terpenting, dengan atau tanpa perkawinan. Dengan atau tanpa formalitas.

Argumentasi yang jitu, bukan? Esensi dan kualitas tentu saja memang lebih utama ketimbang bungkus luarnya. Tapi apakah itu berarti, formalitas tidak ada nilainya? Kenyataan menunjukkan, walaupun formalitas bukan segala-galanya, tapi orang memerlukannya.

Sebuah "kontrak kerja", misalnya, memang tidak menjamin adanya komitmen yang tulus dari kedua belah pihak. Tapi paling sedikit ia memberi "pegangan". Orang bisa melakukan tindakan hukum bila itu dilanggar.

Yang saya khawatirkan adalah, orang yang mengatakan bahwa "komitmen, bukan formalitas yang penting", sebenarnya adalah orang yang menolak komitmen.

Orang yang mengatakan bahwa formalitas pernikahan tidak penting -- sebab hanya cinta kasih, relasi dan komitmen-lah yang penting -- sering adalah orang yang menolak untuk memberi komitmen "resmi".

Mereka masuk dari pintu depan, tapi diam-diam menyiapkan "pintu darurat" di belakang. Agar sewaktu-waktu mereka bisa melarikan diri dari komitmen dan relasi, yang selalu mereka katakan paling penting itu. Dan melarikan diri dengan mudah, tanpa direpotkan oleh tetek-bengek formalitas, seperti mengurus surat cerai, dan sebagainya. Nah., ketahuan "belang"nya, kan?

Penulis : Eka Darmaputera

Sumber: http://www.glorianet.org/ekadarmaputera/ekadanak.html

[+/-] Selengkapnya...

12 Mei, 2009

4 Cara Mengkontrol Penyebab Stres

Ketika tekanan hidup mulai menghimpit, antara pekerjaan, kehidupan sosial, kehidupan keluarga, dan lainnya nampak mulai berat, diperlukan usaha lebih dan kemauan untuk menyeimbangkan hidup.
ADVERTISEMENT

Dalam bukunya yang berjudul Overworked, Overwhelmed, and Underpaid, Barajas menceritakan tentang orang-orang yang memiliki tipe dualsentris. Orang-orang semacam ini menempatkan pekerjaan dan kehidupan pribadinya dalam level yang sama. Dan ketika terjadi keseimbangan seperti ini, maka stres tak akan terlalu terasa menekan. Barajas menekankan 4 poin untuk membantu kita menyeimbangkan hidup;

1. Tetapkan batasan tegas antara pekerjaan dan sisa hidup Anda lainnya. Barajas mengatakan pentingnya untuk mendefinisikan garis antara rumah dan pekerjaan. Ketika orang yang memiliki dualsentris tadi bekerja, mereka fokus dalam pekerjaan. Ketika mereka pulang ke rumah, pekerjaan dan segala hal yang terkait dengannya ditinggalkan di kantor. Mereka jarang membawa pulang pekerjaan, dan tak membuka jalur komunikasi yang berurusan dengan pekerjaan di luar jam kantor.

2. Fokus dengan apa yang Anda kerjakan di saat ini. Berada di suatu tempat tidak berarti Anda bisa fokus dengan keadaan. Ketika Anda memberikan atensi terbesar di manapun Anda berada, secara fisik, mental, dan emosional, Anda akan mendapati bahwa Anda bisa memberi sekaligus mendapatkan lebih banyak, baik itu dari tugas kantor, maupun hubungan Anda. Usahakan untuk berada di suatu tempat dan fokus, jangan biarkan pikiran Anda mengembara ke mana-mana saat Anda seharusnya melakukan sesuatu.

3. Ambil waktu untuk beristirahat dan menyembuhkan diri. Akan sangat baik untuk bisa mencapai atau melebih ekspektasi di pekerjaan, namun yang tak kalah pentingnya untuk memperhatikan jangka panjang, yakni kesehatan Anda. Menjaga diri Anda adalah investasi jangka panjang yang amat berharga secara profesional dan personal. Barajas memberi saran untuk menciptakan sebuah atmosfer untuk kemungkinan hal ini. Manjakan diri Anda untuk me-recharge kembali energi Anda, dengan kata lain, jangan lupa untuk mencari ‘me-time’.

4. Tetapkan prioritas Anda. Ketika Anda merasa kelelahan kala bekerja, kenyataannya, Anda sudah kehilangan prioritas Anda. Anda harus memutuskan apa yang penting untuk Anda. Salah satu cara untuk mendapatkannya adalah dengan menciptakan sebuah cetak biru hidup. Tetapkan apa tujuan hidup, peran yang ingin Anda emban, nilai-nilai, dan arti hubungan Anda. Ketika Anda mendesain cetak biru hidup Anda, kerjakan dan lakukan semampunya, niscaya stres akan menjauh dan hidup Anda lebih penuh. Tentunya ciptakan cetak biru dan cita-cita yang realistis agar tak menjadi beban yang berat di pundak Anda.

[+/-] Selengkapnya...

10 Mei, 2009

Sex dan Kegunaannya....

1. Studi menunjukkan bahwa ketika wanita bercinta, mereka memproduksi hormon estrogen dua kali lipat, yang membuat rambut mereka berkilau dan kulit mereka lebih halus. (Tak perlu beli shampo!)

2. Hubungan intim yang lembut dan rileks mengurangi resiko terkena dermatitis, mengurangi jerawat dan membuat kulit bercahaya. (Tak perlu pembersih muka!)


3. Seks juga membakar kalori yang telah disantap sebelumnya, misalnya dalam acara makan malam yang romantis. (Tak perlu ikut program pelangsingan tubuh!)

4. Seks merupakan olahraga yang paling aman, karena meregangkan dan menggerakkan seluruh otot-otot tubuh. Dan tentu saja, jauh lebih asyik, ketimbang berenang 20 kali bolak-balik. (Tak perlu ikut klub olahraga!)

5. Frustasi atau depresi ringan? Para ahli mengatakan bahwa seks adalah ‘obat’ instan untuk menyembuhkan kedua hal itu. Sebab, seks membuat tubuh melepas endorfin kedalam aliran darah, yang kemudian memproduksi rasa eforia. Hasilnya, anda merasa diri anda menjadi lebih komplet. (Tak perlu beli BMW!)

6. Lebih banyak seks yang anda lakukan, lebih banyak lagi kenikmatan yang akan anda tawarkan kepada pasangan. Tubuh yang aktif secara seksual, memberi zat kimia yang disebut feromon. Ini adalah aroma yang akan membuat lawan jenis anda tergila-gila. (Tak perlu pergi ke dukun!)

7. Seks adalah ‘obat penenang’ teraman di dunia. Konon, efektivitasnya 10 kali lebih baik ketimbang valium. (Tak perlu beli obat penenang!).

8. Berciuman setiap hari juga akan membuat anda tak perlu sering-sering berkunjung ke dokter gigi. Berciuman membuat ludah mencuci bekas-bekas makanan dan mengurangi kadar asam yang mengakibatkan pembusukan, serta mencegah penumpukan plak. (Tak perlu beli obat kumur!)

9. Sakit kepala juga bisa dihilangkan oleh seks yang nikmat. Sesi-sesi percintaan akan melepas ketegangan yang menghalangi beredarnya darah di otak. (Tak perlu beli obat sakit kepala!)

10. Kegunaan seks yang terakhir adalah sebagai antihistamin. Seks akan membantu memerangi asma dan demam. (Tak perlu beli tabung oksigen!)

· · · · · · · · · ·



[+/-] Selengkapnya...

05 Mei, 2009

Anak Yang Bjak

Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera
membawa anaknya bepergian ke suatu negara yang sebagian besar
penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan maksud untuk
menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin.

Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah
pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin.
Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada
anaknya, "Bagaimana perjalanan tadi?" "Sungguh luar biasa, Pa."
"Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?"
tanya sang ayah. "Iya, Pa," jawabnya. "Jadi, apa yang dapat
kamu pelajari dari perjalanan ini?" tanya ayahnya lagi.


Si anak menjawab, "Saya melihat kanyataan bahwa kita mempunyai
seekor anjing sedangkan mereka memiliki empat ekor.

Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke
tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil
yang tak terhingga panjangnya.

Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan
mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi
taman mereka.

Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan
milik mereka seluas horison.

Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka
mempunyai tanah sejauh mata memandang.

Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita
tetapi mereka melayani diri mereka sendiri.


Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka
menanam sendiri.


Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan
mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka.


Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa.
Kemudian si anak menambahkan, "Terima kasih, Pa, akhirnya aku
tahu betapa miskinnya diri kita."

Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya
berkonsentrasi terhadap apa yang tidak kita miliki. Kadang
kekurangan yang dimiliki seseorang merupakan anugerah bagi
orang lain.


Semua berdasar pada perspektif setiap pribadi. Pikirkanlah apa
yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan atas
anugerah yang telah disediakan oleh-Nya bagi kita, daripada
kuatir untuk meminta lebih lagi.
(submitted by salman@d...)


[+/-] Selengkapnya...

01 Mei, 2009

Hati-Hati Dengan Hati

Seorang pria telungkup di tengah lapangan yang luas di bawah teriknya sinar matahari, dengan tas disampingnya. Lalu segerombolan orang menghampiri dan memeriksa keadaan pria tersebut. Meninggal, kata salah satu orang gerombolan tersebut. Mereka kemudian sepakat membuka tas disamping pria itu dan mencari tahu apa yang sebenarnya yang terjadi. Ternyata mereka semua berpikiran sama, andai tas itu terbuka sesaat sebelumnya, maka pria tersebut mungkin tidak meninggal dalam keadaan seperti ini.


Apakah isi tas itu?? Hayo apa ayoo? Ternyata isi tas itu adalah parasut. Parasut itu gagal terbuka pada saat si pria melakukan terjun payung. Memang sangat menyedihkan dan naas. Parasut jadi penentu keselamatan jiwa para penerjun payung. Dan...begitu jugalah hati kita. Hati hanya akan berfungsi jika dalam keadaan terbuka, open heart-lah istilahnya gitu. Hati akan menjadi penyelamat. Kita akan menyerap petunjuk lebih mudah, menerima hidayah lebih mudah dan berprilaku lebih mulia. Jangan biarkan hati tertutup dengan butir-butiran kotoran hati, yang akan kian menebal jika tidak segera dibersihkan. Karena pada keadaan tertentu, kotoran hati tidak dapat dibersihkan dengan hanya sekali-dua kali kilapan 'wing porselen'!! Kotoran hati tersebut sudah menjadi bagian dari prilaku dan sikap keseharian manusia. Oleh karena itu :

"Perhatikanlah hatimu karena ia akan menjadi fikiranmu
Perhatikanlah fikiranmu karena ia akan menjadi perkataanmu
Perhatikanlah perkataanmu karena ia akan menjadi perbuatanmu
Perhatikanlah perbuatanmu karena ia akan menjadi kebiasaanmu
Perhatikanlah kebiasaanmu karena ia akan menjadi karaktermu
Dan Perhatikanlah karaktermu karena ia akan menjadi lintasan hatimu"

Semuanya kembali kediri kita masing-masing. Tanyakan pada diri sendiri apa yang akan terlintas dalam hati kita pada saat ini, saat itu, dalam keadaan ini, dan jika berada dalam keadaan itu. Karena kalau bukan diri sendiri yang bertanya lalu siapa lagi, masa gue si?? hehe..
'just try to do better'
wallahualam bishshowab

From : Someone

[+/-] Selengkapnya...


Free Blogspot Templates by Isnaini Dot Com and Supercar Pictures. Powered by Blogger